Kelor,
The Miracle Tree
Oleh : Rita
Sastriana,S.T.P
“Dunia ternyata tidak selebar daun kelor”, perumpamaan ini sering kali kita dengar. Tapi tau nggak
kalau ternyata meskipun daun kelor tidaklah selebar daun keladi. Namun , kelor
memiliki manfaat yang bisa dibilang sangat lebar. Dalam artian memiliki manfaat
yang luar biasa buat kesehatan tubuh kita.
Kelor
(Moringa oleifera Lam)
termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11
meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena
berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya
getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat.
Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam
satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang
mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya
berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau.
Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor
berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya
yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa).
Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.
Indonesia
adalah negara agraris yang memiliki hamparan tanah yang luas. Namun sayang
sampai saat ini sama sekali belum dijumpai budidaya tanaman kelor. Padahal kalau saja kita mau membudidayakannnya, tentunya
anak – anak Indonesia tidak akan mengalami kekurangan gizi sebab kandungan vitamin
dan mineral yang dimiliki pada daun kelor konon jauh
melebihi tanaman – tanaman sayuran lain yang biasa kita konsumsi.
Berikut akan dibahas manfaat dari tanaman kelor,
- Daun kelor dicampur dengan
kapur sirih merupakan obat penyakit kulit seperti kurap, kudis panu dll
- Daun dan akar kelor direbus
dengan air hingga airnya pekat. Airnya diminum untuk mengobati penyakit
rematik, infeksi dan menghilangkan gangguan kemih (melancarkan saluran
kencing) serta penyakit kelamin
- Sebagai stimulus (perangsang),
caranya biji kelor tua dicampur dengan pala lalu dihancurkan hingga
menjadi bubuk, kemudian dicampur dengan air lalu diminum
4. Sebagai penawar kekuatan ilmu hitam
dalam dunia magis.
Namun
tahukah kita,.? bahwa sebenarnya kelor mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi
dan mengandung 18 asam amino termasuk 9 asam amino essensial (Gupta dkk, 1988).
Oleh karena kandungan nutrisinya yang tinggi tersebut maka di Negara lain, dan
di beberapa daerah di Indonesia seperti di Nusa Tenggara Barat saat ini tengah
menggalakkan budidaya kelor yang ditujukan untuk sumber bahan pakan ternak sapi
.
Sekedar diketahui, beberapa hasil penelitian dan pengkajian melaporkan bahwa pemberian daun kelor sebagai pakan suplemen pada ternak sapi mampu meningkatkan total konsumsi pakan dan meningkatkan pertambahan berat badan harian dibandingkan dengan sapi yang hanya mengkonsumsi rumput (Foidl dkk, 2001). Pada sapi perah juga memberikan dampak terhadap produksi susu lebih tinggi pada sapi yang diberi suplemen daun kelor segar sebanyak 8 sampai 12 kg dari sapi yang hanya diberi rumput (Sa´nchez dkk,2005)
Sekedar diketahui, beberapa hasil penelitian dan pengkajian melaporkan bahwa pemberian daun kelor sebagai pakan suplemen pada ternak sapi mampu meningkatkan total konsumsi pakan dan meningkatkan pertambahan berat badan harian dibandingkan dengan sapi yang hanya mengkonsumsi rumput (Foidl dkk, 2001). Pada sapi perah juga memberikan dampak terhadap produksi susu lebih tinggi pada sapi yang diberi suplemen daun kelor segar sebanyak 8 sampai 12 kg dari sapi yang hanya diberi rumput (Sa´nchez dkk,2005)
Jumlah
kandungan gizi yang terdapat pada daun kelor yaitu,
Zat/Unsur pada Daun Segar
Protein - 6,80 g
Lemak - 1,70 g
Beta Carotene (Vit.A) - 6,78 mg
Thiamin (Vit.B1) - 0,06 mg
Riboflavin (Vit. B2) - 0,05 mg
Vitamin C - 220 mg
Kalsium - 440 mg
Kalori - 92 kal
Karbohidrat - 12,5 g
Serat - 0,90 g
Ferrum (zat besi) - 0,85 mg
Magnesium - 42 mg
Posfor - 70 mg
Kalium - 259 mg
Zincum (seng) - 0,16 mg
Zat/Unsur pada Daun Segar
Protein - 6,80 g
Lemak - 1,70 g
Beta Carotene (Vit.A) - 6,78 mg
Thiamin (Vit.B1) - 0,06 mg
Riboflavin (Vit. B2) - 0,05 mg
Vitamin C - 220 mg
Kalsium - 440 mg
Kalori - 92 kal
Karbohidrat - 12,5 g
Serat - 0,90 g
Ferrum (zat besi) - 0,85 mg
Magnesium - 42 mg
Posfor - 70 mg
Kalium - 259 mg
Zincum (seng) - 0,16 mg
Zat/Unsur pada Daun Kering
Protein - 27,1 g
Lemak - 2,3 g
Beta Carotene (Vit.A) - 18,9 mg
Thiamin (Vit.B1) - 2,64 mg
Riboflavin (Vit. B2) - 20,05 mg
Vitamin C - 17,83 mg
Kalsium - 2003 mg
Kalori - 205 kal
Karbohidrat - 38,2 g
Serat - 19,2 g
Ferrum (zat besi) - 28,2 mg
Magnesium - 368 mg
Posfor - 204 mg
Kalium - 1324 mg
Zincum (seng) - 3,29 mg
(Berdasarkan analisa Lowell J. Fuglie)
Lemak - 2,3 g
Beta Carotene (Vit.A) - 18,9 mg
Thiamin (Vit.B1) - 2,64 mg
Riboflavin (Vit. B2) - 20,05 mg
Vitamin C - 17,83 mg
Kalsium - 2003 mg
Kalori - 205 kal
Karbohidrat - 38,2 g
Serat - 19,2 g
Ferrum (zat besi) - 28,2 mg
Magnesium - 368 mg
Posfor - 204 mg
Kalium - 1324 mg
Zincum (seng) - 3,29 mg
(Berdasarkan analisa Lowell J. Fuglie)
Di Nusa
Tenggara Barat khususnya masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat lebih mengenal dan memanfaatkan
kelor sebatas daun kelor segar. Daun kelor segar lebih sering dijadikan
alternatif sayuran dan diolah menjadi masakan apabila tidak ada lagi sayuran
yang bisa dimakan. Bahkan pengolahan daun kelor yang lazim dilakukan hanya dimasak
dengan air (direbus) dan ditambahkan dengan garam saja..
Adalah satu Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Taliwang
yang bernama ‘Sahabat Tani’ yang diketuai oleh ibu Suryani dari Desa Banjar
Kecamatan Taliwang, mencoba untuk mengolah tanaman kelor menjadi berbagai macam
olahan seperti kerupuk kelor, sirup kelor dan mie kelor. Dengan dipandu oleh
PPL dari BP Kecamatan Taliwang, pada tanggal 06 Mei 2014 lalu, KWT Sahabat Tani, mempratekkan proses pengolahan
mie kelor bersama ibu-ibu PKK dilingkup Desa Banjar.
Proses pembuatan mie kelor sendiri tidak berbeda jauh
dengan pembuatan mie jagung (pernah ditampilkan di Suluh KSB Edisi Perdana
2011). Hanya saja untuk mengurangi rasa pahit dari daun kelor, maka terlebih
dahulu direbus beberapa saat baru diblender kemudian disaring dan selanjutnya
diolah seperti membuat mie jagung.
Kegiatan yang diperagakan oleh KWT Sahabat Tani perlu
mendapatkan apresiasi dari pemda KSB. Karena ide ini telah menciptakan
kreatifitas keluarga petani untuk memanfaatkan tanaman yang ada disekitar
lingkungan rumah tangga. Selain murah meriah dan mudah didapat, kegiatan
mengolah tanaman kelor menjadi mie kelor dan olahan bentuk lainnya akan
meningkatkan nilai tambah dari hasil kelor itu sendiri yang dari segi nilai
gizinya cukup dibandingkan mie dari non kelor.
Selanjutnya akan dapat menjadi peluang usaha bagi ibu-ibu
KWT untuk meningkatkan pendapatan keluarga dengan jalan menjadi pengrajin mie
kelor, kerupuk kelor dan olahan lain dari kelor. Dan pada akhirnya dengan terbukanya
peluang usaha akan dapat menyerap tenaga kerja keluarga petani di lingkungan
sekitarnya.
Penulisan artikel ini semoga dapat
dijadikan sebagai
tambahan wawasan kepada kita bahwa begitu besarnya manfaat dari satu tanaman
seperti kelor. Yang lebih penting lagi adalah dengan membudidayakan kelor
secara besar-besaran di lingkungan kita, maka dengan sendirinya kita telah
menumbuh kembangkan serta melestarikan budaya daerah kita.
Ø
Penulis
: Rita Sastriana,S.T.P/PPL Kec. Taliwang
Ø
Sumber
: dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar