Pengubinan Tanaman Padi, Menghindari Petani dari Sistem Ijon
oleh : Sri Astuti, S.Pt. (PPL Kelurahan Dalam Kec. Taliwang)
oleh : Sri Astuti, S.Pt. (PPL Kelurahan Dalam Kec. Taliwang)
Pengubinan merupakan istilah yang biasa digunakan oleh petugas pertanian maupun statistic untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen produk pertanian tidak hanya padi sawah. Namun teknik ini paling umum digunakan untuk memperkirakan potensi hasil gabah dalam luasan 1 hamparan ( 1 ha ). Untuk melakukan pengubinan ini ada tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh siapa saja yang ingin menghitung potensi hasil tanamannya. Prosesnya sangat sederhana, petani pun bisa melakukannya. Proses yang pertama kali harus dilakukan adalah hari yang tepat untuk pengubinan dan diupayakan tanaman padi yang akan diubin sudah benar-benar siap untuk dipanen ( fisiologis dan umurnya sudah tepat ). Alat ukur pengubinan juga harus disiapkan, alat berupa besi,besi yang dirangkaikan satu sama lain ukuran luasnya 2,5 m2, beserta alat timbangnya. Kemudian buku panduan BPS untuk mencari random kotak ubinan yang akan di ambil sebagai sample perhitungannya.
Fungsi kegiatan pengubinan adalah para petani bisa mengetahui perkiraan potensi hasil dari tanaman padi mereka, hal ini bermanfaat agar petani tidak diperdaya oleh sistem jual ijon yang hanya memperkirakan harga perluasan lahan yang ada. contohnya seorang petani memiliki lahan sawah yang telah ditanami padi dan siap penen, lahan tersebut sudah ditawar oleh para pengijon seharga 17,5 juta rupiah untuk hasil gabah yang dipanen 1 ha milik petani tersebut, ternyata setelah menghitung sendiri bahwa potensi panen yang diperkirakan dari hasil ubinan dilokasi petani tersebut diperoleh data 4750 grm untuk luasan 2,5 m x 2,5 m dengan sistem tanam jejer legowo 4:1, maka prediksi hasil panen yang diperoleh adalah : 1 ha / luasan pengubinanan diperoleh angkan 16, kemudian angka faktor ini dikaliakan dengan hasil pengubinan dalam satuan kg, sehingga dari data tersebut dapat di prediksi hasil penen gabah petani tersbeut adalah ( 4,75 kg x 16 = 76 kwintal gabah panen dan jika dijual maka hasilnya adalah = (76 kwintal x Rp. 350.000 = Rp. 26.600.000), ternyata hasil panen bisa mencapai 2 x lipat dari prediksi pedangang ijon.
Petani akhirnya mulai berpikir kembali untuk menjual padinya kepada pengijon. kegiatan pengubinan bisa membuka pengetahuan mereka tentang prediksi produksi gabah panennya, Walaupun terkadang secara tidak sadar kegiatan ini hanya sekedar menghitung hitung namun secara social hal ini bisa berdampak perubahan yang sangat baik bagi kesadaran petani yang selama ini masih terjerat pola pikir ijon. Kegiatan ini juga bisa menjadi sarana bagi penyuluh pertanian dalam membuka wawasan pola pikir petani tentang teknologi pertanian, karena metode pengubinan juga menerapkan metode dan teknik teknik yang membutuhkan pembelajaran terlebih dahulu.
Oleh karene itu dalam setiap kegiatan pengubinan penyuluh tidak hanya melakukanya bersama petugas dari BPS namun juga melibatkan petani sebagai pelaku utama dalam kegiatan pengubinan.
Kegiatan pengubinan yang dilakukan di wilayah kerja penyuluh pertanian Kelurahan Dalam Kecamatan Taliwang pada musim tanam MK 1 tahun 2014 adalah :
Kelompok Tani | Petani | Varitas | Luas Lahan | Hasil Ubinan | Prediksi Gabah Panen |
Menir Putih | Aminolah | Situbagendit | 1,25 ha | 4230 | 6,768 ton / ha |
Ahmad M. Zain | Situbagendit | 0,5 | 4200 | 6,720 ton /ha | |
Lebok Raya | A. Muis | Ciherang | 2 ha | 4560 | 7,296 ton / ha |
Candra | Situbagendit | 1 ha | 4300 | 6,880 ton / ha | |
Muhsen | Ciherang | 0,4 | 4400 | 7,040 ton/ha |
Sumber Data : data primer penyuluh (hasil ubinan MK1 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar