Minggu, 10 Agustus 2014

Teknologi Tepat Guna : Drip Irigasi Tetes

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN
DENGAN PENGAIRAN DRIP IRIGASI PLASTIK ES
 ( M Zuhri dan Sri Astuti ) 


BAB I. PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Sayuran dan buah sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia. Untuk sementara produksi sayuran di Kabupaten Sumbawa Barat masih sangat kurang dan tidak beragam. Produk sayuran yang selama ini dikonsumsi masyarakat Sumbawa Barat 90% dipasok dari Pulau Lombok dan Bali.
Dengan melihat potensi pekarangan, cukup untuk memproduksi sayuran untuk kebutuhan rumah tangga dan bahkan bisa jadi agribisnis rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan selama ini oleh masyarakat Sumbawa Barat kurang efektif karena dirasakan cukup berat dan repot. Sedangkan karung bekas batu emas masih bisa dimanfaatkan untuk media tanam.
Jadi untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang mudah dan murah dengan cara pengairan Drip Irigasi Plastik Es. Cara ini merupakan solusi yang paling tepat untuk memanfaatkan lahan pekarangan sehingga produktif karena pekarangan juga sebagai lumbung pangan dan obat keluarga.
B.            Tujuan
         Adapun tujuan penerapan konsep drip irigasi plastic pada lahan pekarangan adalah:
1.             Efisiensi pengairan dan terukur.
2.       Mempermudah para ibu rumah tangga dalam melakukan pengairan di lahan pekarangan pada musim kemarau.
3.       Tanaman menjadi subur karena system pengairan secara terus menerus dengan system tetes sehingga kelembaban terjaga.
  
C.            Manfaat
           Adapun manfaat sisitem ini adalah:
1.          Memudahkan dan efisiensi pengairan, sehingga ibu rumah tangga bisa mengairi tanaman dalam jumlah banyak.
2.             Memanfaatkan bahan bekas untuk memenuhi kebutuhan sayuran rumah tangga.
3.             Terpenuhinya kebutuhan sayuran yang aman dan murah dalam rumah tangga.


BAB II. PEMBAHASAN

A.           Masalah
Produksi sayuran dan buah yang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat Sumbawa Barat adalah produksi sayuran yang berasal dari Pulau Lombok yang belum jelas ketersediaan, keamanan dan sudah tidak segar serta harganya mahal. Ini terjadi karena:
1.        Pengetahuan dan keterampilan ibu rumah tangga sangat rendah tentang budidaya tanaman sayuran dan buah
2.      Kegiatan pemanfaatan lahan dirasakan sangat berat karena pengairan secara konvensional dan sibuk dengan urusan rumah tangga.
3.        Belum mengetahui teknik pengairan yang mudah dan murah seperti pengairan dengan system drip irigasi pelastik es.
Dengan demikian pekarangan akan selalu kosong dan tidak dimanfaatkan sebagai sumber gizi keluarga.
B.            Konsep Drip Irigasi Plastik Es di Pekarangan
Permasalahan di atas akan terus menerus berlanjut jika tidak diterapkan teknologi tepat guna untuk mengatasinya. Teknologi tepat guna yang murah dan mudah yang dapat diterapkan sehingga mudah diadopsi oleh masyarakat adalah Drip Irigasi Plastik Es. Adapun prinsip dan cara kerjanya di lapangan adalah:
1.             Langsung dari sumber air
System aliran ke tanaman sistem ini dilakukan dengan memasang paralon ukuran diameter ¾ inci atau ½ inci terbentang di depan tanaman yang akan diairi. Untuk luas lahan 10 m x 10 m (1 are) dibutuhkan paralon sebanyak 4 lonjor, dan sambungan paralon berbentuk T sebanyak 18 buah. Pada paralon yang sudah disambung dengan panjang 10 m, setiap 1 m dipasang sambungan paralon berbentuk T sebagai tempat penyaluran air ke tanaman. Setiap ujung paralon yang 10 m dipasangi dop paralon. Setelah terpasang sambungan T sebanyak 10 buah barulah dipasang plastic es disetiap sambungan T sepanjang barisan tanaman kemudian ujungnya diikat. Setelah perangkat saluran drip siap baru dibuka keran air yang dihubungkan dengan saluran induk yaitu pompa air rumah tangga (jet pump). Air akan terisi penuh pada setiap saluran air pada plastic es, kemudian setiap tanaman dilubangi dengan paku kecil tepat di pangkal tanaman sebagai lubang tetes air.
Pengairan dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit setiap pengairan. Pola system dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Skema drip irigasi langsung dari sumber air.



  
Bahan-bahan yang perlu disiapkan beserta kebutuhan biaya pembuatan untuk luas lahan pekarangan 1 are dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1. Bahan-bahan dan biaya pembuatan
No.
BAHAN
JUMLAH
HARGA
(Rp)
TOTAL
(Rp)
1.
Paralon Ø ¾
4 lonjor
15.000
60.000
2.
Sambungan T
10 buah
2.000
20.000
3.
Bambu
1 batang
5.000
5.000
4.
Kran air
1 buah
15.000
15.000
5.
Plastik es 5 cm
1 rol
7.000
7.000
6.
Polybag/karung bekas
150 lembar
500
75.000
Total biaya
182.000

2.            System pengairan tidak langsung dari sumber air yaitu melalui bak penampung/tower penampung dengan tinggi minimal 1 m.
System ini sama dengan cara nomor 1 namun dipasangi bak penampung dari sumber air kemudian disalurkan ke aliran drip plastic es. Kelebihan system ini mempermudah dalam melakukan pemupukan tanaman, dengan cara mencampur air dalam bak penampung sesuai dosis pemupukan. Kran bak penampung dibuka maka akan terpupuk semua tanaman dan jelasnya dapat dilihat pada bambar 2.
Gambar 2. Skema drip irigasi tidak langsung dari sumber air.


  
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil demplot yang pernah kami lakukan pada areal 400 m² dengan jumlah tanaman 600 pohon dengan 8 komoditi sayuran dan buah menunjukkan pertumbuhan tanaman normal dan pada saat itu kami lakukan pada musim kemarau II (juni, juli dan agustus).
System ini sangat mudah dilakukan dan biaya sangat murah. Terjadi efisiensi air dan tenaga dalam melakukan perawatan tanaman di pekarangan.

Kami sangat mengharapkan bagi para pembaca makalah ini untuk menerapkan system di pekarangan dalam upaya pemenuhan gizi keluarga, karena pekarangan juga merupakan lumbung pangan keluarga yang mana juga dapat menciptakan lingkungan hijau dan indah di pekarangan. Barang bekas seperti karung bisa dimanfaatkan sebagai media tanam. Tanaman apa saja bisa di tanam dan akan tumbuh subur asal pengairannya teratur.

1 komentar:

  1. terimakasih informasinya...
    di tunggu informasi informasi selanjutnya...
    maju terus penyuluh
    "apapun Programnya, Penyuluhan kuncinya"

    BalasHapus