PEMANFAATAN
LAHAN PEKARANGAN
DENGAN
PENGAIRAN DRIP IRIGASI PLASTIK ES
( M Zuhri dan Sri Astuti )
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sayuran
dan buah sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia. Untuk sementara produksi sayuran
di Kabupaten Sumbawa Barat masih sangat kurang dan tidak beragam. Produk
sayuran yang selama ini dikonsumsi masyarakat Sumbawa Barat 90% dipasok dari
Pulau Lombok dan Bali.
Dengan
melihat potensi pekarangan, cukup untuk memproduksi sayuran untuk kebutuhan
rumah tangga dan bahkan bisa jadi agribisnis rumah tangga. Pemanfaatan lahan
pekarangan selama ini oleh masyarakat Sumbawa Barat kurang efektif karena
dirasakan cukup berat dan repot. Sedangkan karung bekas batu emas masih bisa
dimanfaatkan untuk media tanam.
Jadi
untuk memanfaatkan lahan pekarangan yang mudah dan murah dengan cara pengairan Drip
Irigasi Plastik Es. Cara ini merupakan solusi yang paling tepat untuk
memanfaatkan lahan pekarangan sehingga produktif karena pekarangan juga sebagai
lumbung pangan dan obat keluarga.
B.
Tujuan
Adapun
tujuan penerapan konsep drip irigasi plastic pada lahan pekarangan adalah:
1.
Efisiensi pengairan dan terukur.
2. Mempermudah para ibu rumah tangga dalam
melakukan pengairan di lahan pekarangan pada musim kemarau.
3. Tanaman menjadi subur karena system
pengairan secara terus menerus dengan system tetes sehingga kelembaban terjaga.
C.
Manfaat
Adapun
manfaat sisitem ini adalah:
1. Memudahkan dan efisiensi pengairan,
sehingga ibu rumah tangga bisa mengairi tanaman dalam jumlah banyak.
2.
Memanfaatkan bahan bekas untuk memenuhi
kebutuhan sayuran rumah tangga.
3.
Terpenuhinya kebutuhan sayuran yang aman
dan murah dalam rumah tangga.
BAB
II. PEMBAHASAN
A.
Masalah
Produksi
sayuran dan buah yang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat Sumbawa Barat
adalah produksi sayuran yang berasal dari Pulau Lombok yang belum jelas
ketersediaan, keamanan dan sudah tidak segar serta harganya mahal. Ini terjadi
karena:
1. Pengetahuan dan keterampilan ibu rumah
tangga sangat rendah tentang budidaya tanaman sayuran dan buah
2. Kegiatan pemanfaatan lahan dirasakan
sangat berat karena pengairan secara konvensional dan sibuk dengan urusan rumah
tangga.
3. Belum mengetahui teknik pengairan yang
mudah dan murah seperti pengairan dengan system drip irigasi pelastik es.
Dengan
demikian pekarangan akan selalu kosong dan tidak dimanfaatkan sebagai sumber
gizi keluarga.
B.
Konsep Drip Irigasi Plastik Es di
Pekarangan
Permasalahan
di atas akan terus menerus berlanjut jika tidak diterapkan teknologi tepat guna
untuk mengatasinya. Teknologi tepat guna yang murah dan mudah yang dapat
diterapkan sehingga mudah diadopsi oleh masyarakat adalah Drip Irigasi Plastik
Es. Adapun
prinsip dan cara kerjanya di lapangan adalah:
1.
Langsung dari sumber air
System aliran ke tanaman sistem ini
dilakukan dengan memasang paralon ukuran diameter ¾ inci atau ½ inci terbentang
di depan tanaman yang akan diairi. Untuk luas lahan 10 m x 10 m (1 are)
dibutuhkan paralon sebanyak 4 lonjor, dan sambungan paralon berbentuk T
sebanyak 18 buah. Pada paralon yang sudah disambung dengan panjang 10 m, setiap
1 m dipasang sambungan paralon berbentuk T sebagai tempat penyaluran air ke
tanaman. Setiap ujung paralon yang 10 m dipasangi dop paralon. Setelah
terpasang sambungan T sebanyak 10 buah barulah dipasang plastic es disetiap
sambungan T sepanjang barisan tanaman kemudian ujungnya diikat. Setelah
perangkat saluran drip siap baru dibuka keran air yang dihubungkan dengan
saluran induk yaitu pompa air rumah tangga (jet pump). Air akan terisi penuh
pada setiap saluran air pada plastic es, kemudian setiap tanaman dilubangi
dengan paku kecil tepat di pangkal tanaman sebagai lubang tetes air.
Pengairan dilakukan 2 kali sehari
selama 5 menit setiap pengairan. Pola system dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Skema drip irigasi
langsung dari sumber air.
Bahan-bahan yang perlu disiapkan beserta
kebutuhan biaya pembuatan untuk luas lahan pekarangan 1 are dapat dilihat pada
table 1.
Tabel 1. Bahan-bahan dan biaya
pembuatan
No.
|
BAHAN
|
JUMLAH
|
HARGA
(Rp)
|
TOTAL
(Rp)
|
1.
|
Paralon Ø ¾
|
4 lonjor
|
15.000
|
60.000
|
2.
|
Sambungan T
|
10 buah
|
2.000
|
20.000
|
3.
|
Bambu
|
1 batang
|
5.000
|
5.000
|
4.
|
Kran air
|
1 buah
|
15.000
|
15.000
|
5.
|
Plastik es 5 cm
|
1 rol
|
7.000
|
7.000
|
6.
|
Polybag/karung bekas
|
150 lembar
|
500
|
75.000
|
Total
biaya
|
182.000
|
2. System pengairan tidak langsung dari
sumber air yaitu melalui bak penampung/tower penampung dengan tinggi minimal 1
m.
System ini sama dengan cara nomor 1
namun dipasangi bak penampung dari sumber air kemudian disalurkan ke aliran
drip plastic es. Kelebihan system ini mempermudah dalam melakukan pemupukan
tanaman, dengan cara mencampur air dalam bak penampung sesuai dosis pemupukan.
Kran bak penampung dibuka maka akan terpupuk semua tanaman dan jelasnya dapat
dilihat pada bambar 2.
Gambar 2. Skema drip irigasi tidak
langsung dari sumber air.
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari
hasil demplot yang pernah kami lakukan pada areal 400 m² dengan jumlah tanaman
600 pohon dengan 8 komoditi sayuran dan buah menunjukkan pertumbuhan tanaman
normal dan pada saat itu kami lakukan pada musim kemarau II (juni, juli dan
agustus).
System
ini sangat mudah dilakukan dan biaya sangat murah. Terjadi efisiensi air dan
tenaga dalam melakukan perawatan tanaman di pekarangan.
Kami
sangat mengharapkan bagi para pembaca makalah ini untuk menerapkan system di
pekarangan dalam upaya pemenuhan gizi keluarga, karena pekarangan juga
merupakan lumbung pangan keluarga yang mana juga dapat menciptakan lingkungan
hijau dan indah di pekarangan. Barang bekas seperti karung bisa dimanfaatkan
sebagai media tanam. Tanaman apa saja bisa di tanam dan akan tumbuh subur asal
pengairannya teratur.
terimakasih informasinya...
BalasHapusdi tunggu informasi informasi selanjutnya...
maju terus penyuluh
"apapun Programnya, Penyuluhan kuncinya"